Selasa, 28 Desember 2010

CINTA BUTUH PENGORBANAN

CINTA BUTUH PENGORBANAN
Oleh : Kyai Both Own

1.Hadirin Sidang Idul Adha Rahimakumullah.
Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, kalimat yang terucap dari hamba yang doif dan lemah, yang tak memiliki daya dan kekuatan apapun kecuali atas izin dan rido Allah SWT. Kalimat itu terucap sebagai ungkapan rasa sukur kepada Allah SWT., atas segala nikmat yang Allah anugerahkan, baik nikmat yang berupa umur panjang, kesehatan, dan kesempatan, sehingga kita bisa mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih dan tahlil serta bisa melaksanakan salat Idul Adha dengan khidmat dan penuh kegembiraan.
Sementara saudara kita di lain tempat, seperti di Wasior, kepulauan Nias, dan sekitar gunung Merapi, tak bisa merasakan kegembiraan seperti kita. Ada yang lebih dahulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa untuk menghadapNya, ada yang tergolek sakit, ada yang meregang nyawa, ada yang terluka, ada yang sibuk mengevakuasi demi keselamatan saudaranya, ada yang sibuk mengurus perlengkapan dan kebutuhan para pengungsi, ada yang sibuk menggalang dana untuk para pengungsi, dan lain sebagainya.
Kita hanya bisa berdoa, semoga musibah segera berakhir dan saudara kita yang tertimpa musibah diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapinya. Yang menolong, semoga menjadi amal yang saleh baginya. Amin.
Semoga apa yang kita lakukan mulai membaca takbir, tahmid, tasbih dan tahlil serta melaksanakan salat Id dan penyembelihan binatang kurban, digolongkan oleh Allah sebagai hamba-hambaNya yang saleh dan muttaqin. Amin.
Allahu Akbar x 3 walillahil hamd.
2.Hadirin Sidang Salat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Betapa banyak nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita, sehingga taksatupun kita yang sanggup dan mampu menghitungnya. Seperti yang Allah firmankan dalam QS. An-Nahl : 18
18. dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Nikmat yang Allah anugerahkan kepada hambaNya, banyak ragamnya.
-Ada yang diberi kekayaan melimpah.
-Ada yang diberi pangkat dan jabatan.
-Ada yang diberi anak keturunan yang salih dan salihah.
-Ada yang diberi keluarga yang harmonis penuh kasih sayang.
-Ada yang diberi kesehatan.
-Ada yang diberi kesempatan.
-Dll.
Sebagai hamba yang beriman, semua nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita, wajib untuk kita sukuri. Dan mensukuri nikmat, tidak cukup kalau hanya dibibir saja.
Sukur itu baru bisa dikatakan sempurna kalau memenuhi 3 sarat:
-Harus yakin bahwa nikmat itu benar-benar dari Allah SWT.
-Harus merasa senang dan bahagia terhadap nikmat yang Allah anugerahkan.
-Hurus mentasarufkannya pada hal-hal yang diridoi Allah SWT. Seperti menyembelih hewan kurban dll.
Jika kita sukuri, niscaya Allah akan menambah nikmat yang Allah anugerahkan. Seperti janji Allah dalam QS. Ibrahim: 7
7.; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu”

Tapi, jika kita tidak bisa mensukuri nikmat yang Allah anugerahkan, apalagi malah di salah gunakan. Maka bersiaplah untuk menerima adzab dari Allah SWT. Na’udzubillahi min dzalik. Hal ini pernah diperingatkan oleh Allah dalam QS. Ibrahim : 7
”dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Jangan sampai nikmat yang Allah anugerahkan apapun bentuknya, digunakan untuk menyombongklan diri. Ketahuilah, bahwa tanpa limpahan pemberian Allah, kita ini tidak memiliki apa-apa dan tidak berdaya apa-apa, maka janganlah berlaku sombong. Peringatan Allah dalam QS. Luqman : 18.
18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Allahu Akbar x 3 walillahil hamd.

3. Hadirin Sidang Salat Idul Adha Yang Berbahagia.
Setiap datang Idul Adha, kita selalu teringat akan pengorbanan nabiyullah Ibrahim as., demi cintanya kepada Allah SWT. Apa yang diperintahkan, dilaksanakan dengan penuh keihlasan. Dan apa yang dilarang, pun di hindarinya dengan penuh ketulusan. Karena didorong satu keyakinan bahwa setiap perintah Allah pasti membawa manfaat, dan setiap larangan Allah pasti membawa petaka.

Betapa besar pengorbanan nabiyullah Ibrahim as., demi cinta dan pengabdiannya kepada Allah SWT. Tidak hanya korban memotong ternak, tapi juga beliau rela menyembelih puteranya Isma’il as., demi memenuhi perintah Allah SWT. Sampai-sampai Allah berkenan mengabadikan kisah beliau dalam QS. As-Shaffat : 100-111.
"Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh, Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar[1283].
, Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya), dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian,(yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman".

Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah melarang menyembelih Ismail. Dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.

Allahu Akbar x 3 walillahil hamd.

4.Hadirin Yang Dirahmati Allah.
Dari kisah nabiyullah Ibrahim dan Ismail alaihimassalam diatas, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa Cinta Memang Butuh Pengorbanan.
-Cinta kepada harta, kita rela mengembangkan dan menjaganya, walau harus mengeluarkan beaya yang tinggi.
-Cinta kepada pangkat dan jabatan, banyak yang berusaha untuk merebut dan mempertahankannya mati-matian.
-Cinta kepada anak, kita harus rela merawat dan mendidiknya, walau dengan susah payah.
-Cinta kepada keluarga, kia harus rela membanting tulang untuk menafkahinya.
-Cinta kepada kesehatan, kita harus rela menebus obat dan membayar rumah sakit berapa pun harganya.
- Dll
Demikian pula, karena cintanya kepada Allah SWT., Saudara-saudara kita yang saat ini menunaikan ibadah haji, tak soal walau harus mengeluarkan beaya mahal, tak soal walau harus berdesakan dengan ribuan bahkan jutaan manusia, tak soal walau harus meninggalkan keluarga dan tanah air yang dicintainya. Yang penting dengan semangat Lillahi Ta’ala memenuhi panggilan Allah sekaligus menjadi tamu Allah di Makkatul Mukarromah dan Madinatul Munawaroh. Yang dicari hanyalah ridoAllah semata.
Semoga mereka bisa melaksanakan rangkaian Ibadah Haji dengan lancar dan sempurna, dan semoga kelak menjadi haji yang mabrur. Amin.

Yang perlu kita ingat adalah, bahwa umur ada batasnya. Demikian pula kesehatan dan kekuatan juga kesempatan. Oleh sebab itu, marilah kita singkirkan jauh-jauh sifat sombong, dengan jalan menjalin silaturrahmi dengan sopan dan santun. Menghargai setiap perbedaan, dan menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial.
Kecuali itu semua, marilah kita bersukur kepada Allah atas segala anugerah yang telah diberikan kepada kita. Kita tasarrufkan anugerah atau pemberian Allah itu menuju jalan yang diridoiNya, terutama dalam hari dimana bagi orang-orang yang berkecukupan diperintahkan untuk melaksanakan udhiyah atau menyembelih binatang ternak, hendaklah memenuhi perintah Allah tersebut, yakni berkurban.


Rasulullah SAW., telah memperingatkan lewat sabdanya:
ﻣﻥﻛﺎﻥﻟﻪﺳﻌﺔﻓﻠﻢﻳﺿﺢﻓﻠﻴﻤﺖﺍﻥﺷﺎﺀﻳﻬﻮﺩﻳﺎﻭﺍﻥﺷﺎﺀﻧﺼﺮﺍﻧﻴﺎ
Artinya:”Barang siapa mempunyai kelapangan rizki, tapi tidak mau berkurban, maka mati saja ia kalau mau sebagai orang Yahudi, dan kalau mau sebagai orang Nasrani”.

Dan menurut riwayat lain beliau bersabda:
ﻣﻥﻛﺎﻥﻟﻪﺳﻌﺔﻓﻠﻢﻳﺿﺢﻓﻼﻳﻘﺮﺑﻦﻣﺼﻼﻧﺎ
Artinya:”Barang siapa mempunyai kelapangan rizki tapi tidak mau berkurban, maka jangan sekali-kali ia mendekati tempat salat kita”.

Allahu Akbar x 3 walillahil hamd.
5. Saudaraku Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Sebagai pamungkas, yakinlah bahwa Allah SWT., tidak akan pernah menyia-nyiakan pengorbanan hambaNya. Untuk menuju sukses, perlu pengorbanan. Demikian pula cinta, juga butuh pengorbanan. Apalagi cinta kepada Allah SWT. Seperti yang dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim as.
Rasulullah SAW., bersabda:
ﺍﻻﺍﻥﺍﻷﺿﺤﻴﺔﻣﻦﺍﻻﻋﻤﺎﻝﺍﻟﻤﻨﺠﻴﺔﺗﻨﺠﻰﺻﺎﺣﺒﻬﺎﻣﻦﺷﺮﺍﻟﺪﻧﻴﺎﻭﺍﻷﺧﺮﺓ
Artinya:”Ketahuilah bahwasanya korban-korban itu termasuk amal-amal penyelamat, yang menyelamatkan pelakunya dari keburukan dunia dan akherat”.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa kita, membimbing dan memudahkannya pada jalan yang diridoiNya. Semoga kita digolongkan termasuk hamba-hambaNya yang sabar, ihlas dan muttakin. Amin.


--------------KBO------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar